soal 1
1
Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan neraca lalu lintas modal dan finansial, dan item-item finansial.
2
Neraca pembayaran digolongkan menjadi beberapa komponen, yaitu sebagai berikut:
Neraca Transaksi berjalan (Current Account)
Neraca transaksi berjalan mencatat semua transaksi ekspor dan impor barang, perbandingan nilai ekspor dan impor barang, pendapatan investasi, pembayaran cicilan pokok utang luar negeri, serta saldo kiriman dan transfer uang dari dank Ke luar negeri baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta.
Neraca Transaksi Modal (Capital Account)
Neraca transaksi modal mencatat nilai investasi langsung pihak swasta asing (Foreign Ditect Invesdment), pinjaman luar negeri yang diberikan oleh perbanakan swasta internasional, serta pinjamana dan hibah dari negraa laian atau lembaga-lembaga donor seperti IMF dan bank dunia.
Neraca Tunai (Cash Account) atau Neraca Internasional
Neraca tunai pada dasarnmya hanyalah transaksi penyeimbang antara total pengeluaran yang ada pada transaksi berjalan dengan transaksi modal melebihi total penerimaan.
3
sistem free floating exchange rate dimana pada sistem ini harga kurs ditentukan sepenuhnya oleh pasar.
apabila mata uang Rp sudah terlalu turun maka pemerintah akan melakukan intervensi
Sistem Devisa Bebas
Sistem ini merupakan sistem devisa yang dianut oleh Indonesia (a.k.a Bank Indonesia dan Pemerintah) sebagaimana diatur dalam UU 24/1999 tentang Lalu Lintas Devisa. Sistem devisa bebas adalah suatu sistem lalu lintas devisa dimana siapapun bisa memiliki dan bebas menggunakan devisa. Dengan demikian maka terjadilah fungsi permintaan dan penawaran pasar. Nilai tukar mata uang asing akan dipengaruhi oleh banyaknya permintaan dan penawaran di pasar, meskipun ada juga pengaruh dari suku bungan bank sentral, tingkat inflasi, maupun kebijakan fiskal pemerintah. Tetapi pada dasarnya lebih tergantung dari jumlah permintaan dan penawaran di pasar.
Kelebihan dari sistem devisa bebas ini, menurut pemahaman saya, akan menunjukkan sisi kekuatan fundamental ekonomi nasional secara nyata karena nilai investasi yang masuk serta capital yang dibawa keluar Indonesia akan memiliki nilai ekonomis yang nyata dengan fundamental ekonomi dunia. Kalau diingat krisis moneter di akhir era tahun 90 an (sekitar tahun 96 s/d 99), nilai dolar yang awalnya bernilai 2 ribu – 3 ribuan melonjak sampai 16 ribuan. Ini karena nilai pasar sesungguhnya nilai rupiah adalah diatas 10 ribuan per dolar Amerika. Sehingga dengan sistem devisa bebas ini maka nilai tukar rupiah terhadap dolar diharapkan merupakan nilai sesungguhnya. Selain itu bisa memberikan kepastian bagi investor untuk membuat keputusan investasi di Indonesia, apakah harus membawa capital ke Indonesia atau menempatkan di negara lain.
Kelemahannya adalah, ini masih menurut saya, cadangan devisa Indonesia bisa semakin lama semakin tergerus apabila nilai rupiah terus berfluktuasi diatas nilai psikologis (nilai yang dianggap nyata bagi rupiah dan dolar) karena adanya faktor spekulasi dari para spekulan. Menurut Gubernur BI, Boediono, posisi cadangan devisa pada akhir Oktober 2008 sekitar US$ 50,4 miliar. Angka tersebut melorot jauh dari posisi pada akhir September sekitar 57 miliar dolar AS yang disebabkan intervensi yang dilakukan BI untuk menjaga nilai tukar rupiah. Padahal banyak ekonom menyebutkan nilai minimal cadangan devisa adalah diantara US$ 30-36 miliar. Jadi bisa dibayangkan apabila BI selalu melakukan intervensi ke pasar terus menerus apabila nilai rupiah terus anjlok sampai tahun depan, maka bisa dipastikan akan mengurangi jumlah cadangan devisa. Sudah menjadi rahasia umum bahwa sejak Indonesia menganut sistem devisa bebas maka banyak orang berlomba-lomba menjadi spekulan untuk memperoleh gain antara harga beli dolar saat dia beli dengan harga jual dolar saat ini jika mengalami kenaikan. Jika selisih besar maka nilai rupiah akan semakin terpuruk karena banyak spekulan yang memilih membeli dolar. Meskipun faktor hutang LN yang jatuh tempo juga bisa menjadi faktornya tetapi menurut BI kebanyakan adalah karena faktor spekulan. Oleh karena itu baru-baru ini BI mengeluarkan aturan underlying transactions (aturan dengan meminta pelaku transaksi menyertakan NPWP serta alasan yang jelas penggunaan valas) untuk pembelian valas minimal ekuivalen 100.000 dolar AS.
4
pengawasan devisa (exchange control)
Pengaturan pemerintah dalam bidang devisa untuk menstabilkan atau menaikkan nilai mata uang sendiri dan memperbaiki posisi neraca pembayaran
soal 2
1
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat atau adanya ketidak lancaran distribusi barang.[1] Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun; berat antara 30%—100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun.
2
Menghitung Laju Inflasi
Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut di antaranya:
Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.
Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi.
Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas tertentu.
3
perbedaan dari demand pull inflation dengan cost push inflation
pertama,pada demand pull inflation terjadi kenaikan output sedangkan pada cost push
inflation yang terjadi malah penurunan output.
kedua,pada demand pull inflation, kenaikan harga barang mendahului kenaikan harga bahan2 input (material) sedang pada cost push inflation, kenaikan harga barang input yang mendahului kenaikkan harga output
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan atau desakan biaya produksi.[rujukan?]
Inflasi tarikan permintaan (Ingg: demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment.
Inflasi desakan biaya (Ingg: cost push inflation) terjadi akibat meningkatnya biaya produksi (input) sehingga mengakibatkan harga produk-produk (output) yang dihasilkan ikut naik. Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan 2 hal,yaitu
kenaikan harga,misalnya bahan baku dan kenaikan upah/gaji,misalnya kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-barang.
4
Imported Inflation adalah inflasi di negara lain yang ikut dialami oleh suatu negara karena harus menjadi price teker dalam pasar perdangangan international.
Sumber inflasi yang besar adalah imported inflation atau inflasi yang disebabkan oleh barang yang diimpor termasuk komoditas.
Jika nilai tukar dapat dijaga bahkan dibuat menguat, dampak dari imported inflation akan menjadi lebih kecil.
Sebaliknya, jika nilai tukar melemah, imported inflation akan meningkat. Hal ini karena harga komoditas makanan yang kita impor dalam rupiah menjadi lebih mahal.
Dalam kondisi rupiah menguat, inflasi juga menurun dan sebaliknya.
Menurut saya, ada ruang untuk menjaga nilai tukar yang stabil bahkan relatif lebih kuat. Hal ini mengingat pelemahan dolar AS pada hampir semua mata uang dunia, kecuali rupiah.
Cadangan devisa kita pun terus meningkat. Logikanya dengan cadangan devisa seperti itu, rupiah akan menguat.
Oleh karena itu, selain kebijakan BI yang hati-hati, kerja sama pemerintah dan bank sentral dalam pengaturan penggunaan pembelian dolar oleh BUMN, terutama PT Pertamina, akan sangat membantu.
Dengan nilai tukar yang relatif stabil atau menguat, tekanan ekspektasi inflasi akan dapat sedikit dikendalikan.
Hal ini dapat sedikit mengurangi inflation overhang, walaupun solusi ini tentu tidak akan seefektif jika pemerintah menaikkan harga premium.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar